MANADO, Manadonet.com — Pemerintah Kota Manado menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas serta instansi terkait untuk mengantisipasi cuaca ekstrem yang masih mengancam.
Rakor antisipasi cuaca ekstrem dipimpin Wakil Wali Kota (Wawali) Richard Sualang didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Manado, Micler Lakat di Ruang Serbaguna Kantor Wali Kota, Selasa (8/3/2022).
“Rakor ini bertujuan meminta masukan apa saja yang masih kurang dalam antisipasi cuaca ekstrem untuk meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan saat terjadi bencana,” ujar Wawali Richard Sualang.
Sementara itu, Sekda Micler Lakat tetap mengimbau kepada warga yang berada di wilayah rawan bencana untuk mewaspadai cuaca ekstrem akhir-akhir ini.
“Jika hujan dengan intensitas tinggi terjadi selama beberapa jam, segera mengungsi ke lokasi aman bagi warga yang tinggal di perbukitan maupun bantaran sungai untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama,” imbau Sekda Micler.
Sekadar diketahui, banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem pekan lalu, melanda enam kecamatan dan 18 kelurahan.
Dari data BNPB, sebanyak 267 korban dan 274 kepala keluarga terdampak banjir dan longsor.
Dua warga meninggal dari peristiwa tersebut. Dengan 184 titik banjir dan 90 tanah longsor.
Untuk wilayah terkena banjir terjadi di Kecamatan Paal Dua, yakni di Kelurahan Ranomuut, Paal Dua dan Perkamil.
Kecamatan Singkil di Kelurahan Singkil Dua, Kombos Timur, Ternate Tanjung juga Ternate Baru. Kemudian, Kecamatan Tikala di Kelurahan Taas serta Kecamatan Wanea Kelurahan Wanea, Kecamatan Tuminting terjadi di Kelurahan Tuminting dan Tumumpa I.
Terakhir, di Kecamatan Malalayang pada Kelurahan Batu Kota.
Sedangkan tanah longsor, yakni Kecamatan Paal Dua, Kelurahan Malendeng, Perkamil, Dendengan Luar, Paal Dua Lingkungan, dan Kelurahan Ranomuut.
Kecamatan Singkil sendiri di Kelurahan Singkil Dua, Kelurahan Kombos Timur dan Kombos Barat.
Kecamatan Tikala terjadi juga di Kelurahan Paal IV dan Tikala Ares.(rds/*)