Penelitian Dosen dan Mahasiswa Jurusan Keperawatan Polkesdo: Tingkat Pendidikan Orang Tua Beri Pengaruh Besar Penanganan ISPA Pada Anak

oleh -321 Dilihat
(Dari kiri) Karliana Lutam, Djoni Ransun S.Pd, M,Kes dan Tati Setyawati Ponidjan M.Kep,Ns.Sp.Kep, penulis artikel penelitian dengan judul ‘Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dengan Kemampuan Ibu Merawat Balita dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di puskesmas Minanga Kota Manado’.

MANADO, Manadonet.com — Tingkat pendidikan orang tua memberi pengaruh besar dalam penanganan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada anak.

Kesimpulan ini berdasarkan penelitian dosen dan mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado (Polkesdo) yakni Tati Setyawati Ponidjan M.Kep,Ns.Sp.Kep, Djoni Ransun S.Pd, M,Kes dan Karliana Lutam dengan judul ‘Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dengan Kemampuan Ibu Merawat Balita dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di puskesmas Minanga Kota Manado.

“Penelitian ini merupakan penelitian jenis korelasi dengan pendekatan cross sectional dan pengukuran menggunakan variabel independen (tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu) dan dependen (kemampuan ibu merawat balita dengan ISPA). Hal ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dengan kemampuan ibu merawat balita dengan ISPA,” ujar Dosen Jurusan Keperawatan Polkesedo Tati Setyawati Ponidjan M.Kep,Ns.Sp.Kep.

Lanjut dia, dari hasil analisa data menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dengan kemampuan ibu merawat balita ISPA di Wilayah Puskesmas Minanga Kota Manado.

“Ternyata dari 16 ibu dengan pendidikan menengah atau tinggi terdapat 14 ibu (87.5%) yang mampu merawat balita dengan ISPA, dari 24 ibu berpendidikan dasar terdapat 19 ibu (79.2%) yang tidak mampu merawat balita dengan ISPA. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan kemampuan ibu merawat balita yang terkena ISPA,” tambah Djoni Ransun S.Pd, M,Kes.

Karliana Lutam, peneliti lainnya mengungkapkan, dari hasil penelitian, direkomendasikan untuk puskesmas agar dapat melakukan promosi kesehatan tentang cara merawat balita dengan ISPA agar dapat meningkatkan kemampuan ibu merawat balita dengan ISPA.

“Diharapkan, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan pihak puskesmas dalam melakukan promosi kesehatan tentang cara merawat balita dengan ISPA agar dapat mencegah kejadian dan perburukan kondisi balita karena terlambat mendapatkan pertolongan di wilayah kerja Puskesmas Minanga Kota Manado,” tukas Karliana.

Sekadar diketahui, ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Saat ini ISPA masih menjadi masalah kesehatan dunia. Berdasarkan World Health Organization (2016), ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular dunia, menurut hasil yang didapatkan 5 penyakit utama kematian anak dibawah lima tahun antara lain pneumonia (14%), diare (14%), infeksi lain (9%), malaria (8%) dan noncomunicate disease (4%).

ISPA merupakan penyakit yang menjadi penyebab utama kematian pada anak <5 tahun, di dunia hampir 7 juta anak meninggal akibat ISPA setiap tahun. Kasus terbanyak terjadi di Bahamas (34%), Romania (24%), Afganistan (21%), Timorleste (20%), Laos (18%), Indonesia (15%) dan India (13%). (WHO,2016). (rds/*)

Baca selengkapnya artikel kesehatan Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dengan Kemampuan Ibu Merawat Balita dengan ISPA di Puskesmas Minanga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.