EVALUASI VISUAL KONDISI FISIK BANGUNAN GEDUNG GEREJA GMIM SYALOOM KAROMBASAN MANADO

oleh -766 Dilihat

Kondisi fisik bangunan Gedung gereja GMIM Syaloom Karombasan Manado masih dalam tahap penyelesaian pekerjaan struktur atas yakni elemen struktur kolom, balok dan pelat serta komponen arsitekturnya dimana pekerjaannya terhenti sampai pada lantai 5. Bangunan yang sudah diselesaikan dan difungsikan sampai pada lantai 4 sedangkan pada lantai 5 belum dapat difungsikan karena masih dalam tahap pengerjaan struktur dimana pada beberapa bagian pekerjaan struktur yakni kolom dan balok di area tangga serta beberapa bagian pelat kantilever belum dicor sehingga tulangan yang terpasang mengalami terpaan cuaca hujan dan panas sejak tahun 2016 kurang lebih 8 tahun. Hal ini tentu dapat berdampak pada fungsinya sebagai salah satu unsur material konstitutif. Oleh karena itu diperluakan pemeriksaan kelayakan dari unsur tulangan tersebut sebagai rujukan dalam tindakan pekerjaan selanjutnya. Berdasarkan permintaan tim pengelola Pembangunan Gedung kepada Tim Teknis dari Politeknik Negeri Manado, maka pada tanggal 1 Juli 2024 telah dilakukan survey untuk selanjutnya melahirkan rekomendasi agar dapat dijadikan acuan dalam pekerjaan lanjutan.

PENGAMATAN KONDISI FISIK BANGUNAN
Pengamatan difokuskan pada lantai 5 yakni : A. Tulangan
Tulangan yang sudah terpasang selama 8 tahun terkena cuaca hujan dan panas, setelah diamati langsung kondisi fisik tulangan belum mengalami kerusakan akibat korosi
B. Pengecoran
Pengecoran kolom dalam kondisi baik tetapi pada beberapa bagian pengecoran balok terdapat kesalahan pengejaan yakni terjadi keropos akibat kurang dilakukan pemadatan saat pengecoran dengan alat vibrator
C. Lantai
Pada area lantai terjadi genangan air hujan dan akibat genangan tersebut terjadi rembesan pada tingkat dibawahnya dengan merusak plafond
D. Dinding
Dinding belum dipasang sehingga menyebabkan air hujan bebas masuk dia area palat lantai dan terjadi genangan air

HASIL EVALUASI DAN REKOMENDASI .
1. Tulangan yang telah dipasang selama 8 tahun, secara fisik masih dapat digunakan. Beberapa alasan teknis yakni :
1a. Karena pada tulangan tersebut belum terjadi korosi hanya terjadi perubahan warna menjadi agak kehitaman.
1b. Ketersediaan tulangan kolom 24 D 19 = 6800 mm2, dengan ukuran kolom 500 mm x 500 mm maka rasio tulangannya 2,27 % lebih besar dari syarat minimum tulangan 1 %

2. Berdasarkan poin (a) diatas, maka rencana pekerjaan lanjutan penambahan struktur lantai 6 dan 7 dapat dikerjakan

3. Untuk menghindari terjadinya genangan air pada area pelat lantai sebaiknya segera dilakukan proteksi terhadap air hujan (tampias) yakni dengan melakukan pemasangan dinding sesuai gambar rencana. Hal ini dimaksudkan agar akibat genangan air tersebut tidak akan mempengaruhi kondisi elemen struktur dan arsitektur yang lebih parah.

4. Pekerjaan pengecoran diupayakan menggunakan mutu beton K-300 melalui jasa penyedia beton siap pakai (jangan lakukan pencampuran secara manual)

5. Proses pengecoran beton harus menggunakan alat vibrator agar tidak terjadi keropos

6. Pada balok yang telah terjadi keropos agar dilakukan perbaikan dengan cara grouting dengan pasta semen

7. Pada area pelat yang terjadi genangan air agar dilakukan pembersihan dari lumut terlebih dahulu kemudian dilakukan plesteran lantai (sebaiknya gunakan alat sikat besi)

Demikian hasil evaluasi dan rekomendasi ini semoga dapat digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

Oleh : Ir. Julius E. Tenda, MT; Ferry Sondakh, ST.MT; Dr. Ir. Denny B. Pinasang, SST, MT; Vicky Alexander Assa, SST, MT; Berty Slat, ST, MT.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.