SITARO, Manadonet.com- Menurut cerita legenda, dahulu kala ada sebuah dusun di Kampung Lehi Kecamatan Siau Barat Utara Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), yang letaknya cukup jauh di dari desa induk. Disepanjang pinggiran pantai terdapat kolam-kolam kecil disela-sela batu yang airnya dengan suhu tidak panas dan tidak dingin (suam-suam). Oleh para leluhur bahasa daerahnya dinamakan Ake Manini.
Kapitalau (Kepala Desa) Mini Liston Serang, menjelaskan, dari kata Ake Manini inilah yang kemudian oleh leluhur menyebutkan menjadi Mini. “Dahulu leluhur jika turun mandi meraka ditanyakan kemana? Jawabannya mau turun mandi di Ake Manini. Kemudian berkembang sebutannya menjadi Mini,” terang Liston, Rabu (8/12/2021).
Dia menuturkan, leluhur Mini mata pencariannya didominasi oleh nelayan dan petani. Mereka memiliki ritual yang disebut dengan Menahulending Banua. Ritual ini oleh leluhur untuk meminta kepada Yang Maha Esa agar memberikan hasil yang melimpah saat pergi melaut atau berkebun. “Ini merupakan ibadah leluhur kala itu. Bahkan, Menahulending Banua sekarang menjadi bagian pada pesta adat tulude,” ungkap Liston.
Kapitalau ketiga Mini ini, menyebutkan, Mini kemudian memisahkan diri dari desa induk Lehi. Sehingga tahun 2004 didefinitifkan menjadi desa dengan nama Desa Mini. “Saat itu, kapitalau pertama adalah Albert Manoi,” ujarnya lagi.
Liston menambahkan, saat ini Desa Mini memiliki penduduk sekira 154 kepala keluarga atau 447 jiwa. Mata pencarian warga masih didominasi oleh nelayan dan petani. “Karena banyak warga yang mata pencaharian nelayan, saya memiliki kerinduan Desa Mini bisa menjadi desa nelayan kedepannya,” pungkasnya.
Perlu diketahui, letak Desa Mini diapit oleh Desa Lehi dan Kinali atau berjarak sekira 5 kilometer dari Kota Ondong Ibu Kota Sitaro.(jackmar tamahari)